Cari Blog Ini

ARSIP

Rabu, 25 Maret 2020

Virus Corona, Pemerintah, dan Ketimpangan Masyarakat


Virus Corona, Pemerintah, dan Ketimpangan Masyarakat
Oleh: Kakanda Toriqi


     Pada akhir pekan ini,  Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.   Virus ini sudah membuat  masyarakat panik dan ketakutan, banyak hal yang  telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona ini, misalnya Lock down, mengalihkan aktivitas pembelajaran terhadap sistem Online, dan larangan untuk tidak membuat perkumpulan massa.

     Namun di balik kebijakan yang seperti ini,  banyak fakta menarik yang harus kita perhatikan dalam kehidupan masyarakat di tengah-tengah maraknya Virus corona ini, Terkadang di dalam ke adaan seperti ini  masih ada aja yang ceroboh, lebih mengedepankan egonya mesing-mesing ketimbang memikirkan  kesehatan dan keselamatan orang banyak. Selain dari itu, ada yang perlu juga diperhatikan oleh kalangan pemerintah, bahwa kebijakan yang seperti ini tentunya  sangat sulit untuk diterima oleh kalangan masyarakat miskin awam yang ada di pelosokan, baik karena factor ekonomi yang menunut dirinya untuk beraktivitas seperti biasa,  atau  faktor ke tidak tahuan karena Kurangnya sosialisasi dari pemerintah sekitar terkait betapa bahanya virus Corona ini.

     Dalam hal untuk lebih efektifnya pencegahan Virus Corona, saya harap terhadap pemeritah sekitar untuk lebih tegas dan peduli, sehingga mau memperhatikan  keadaan masyarakat yang sepeti ini, karena apapun masalahnya fakir miskin yang ada di indonesia tetap ada dalam tanggung jawab negara, dan pemerintah sekitar harus memenuhinya.

     Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235) secara umum menjelaskan bahwa tujuan negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang terakhir, saya harap terhadap masyarakat untuk sama-sama bekeerjar sama dengan pemerintah dalam penyegahan Virus Corona ini. mari kita rawat negara ini dengan sepemilikan bersama, kemajuan dan keselamatan negara ini tergantung di tangan kita semua. 

Wallahu a’lam...

Rabu, 04 Maret 2020

OPINI: Kembalikan HMI pada Khittoh Perjuangannya

Kembalikan HMI pada Khittoh Perjuangannya
Oleh: Kakanda Toriqi

Permasalahan yang begitu rumit dan dangkal yang terjadi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti ke-tidak berpihak-an penguasa kepada rakyat, demokrasi dikebiri, hukum oleh penguasa  dijadikan  alat sebagai  penindasan kaum lemah, RUU Cipta Lapangan Kerja Omnibus Law yang saat ini menggencarkan publik. 

Semuanya adalah isu-isu menarik untuk dibahas oleh kalangan mahasiswa,  Namun seiring dengan  berhasilnya para penguasa dalam membungkam suara mahasiswa  dengan kegiatan-kegiatan formalitas hingga membuat para mahasiswa mati dan tidak tertarik untuk membahasnya, mereka  mulai kehilangan arah karena terjebak dalam teori dogmatis yang sering dipaparkan dalam  kelas perkuliahan, mereka tertindas oleh pandangan fanatisme yang merajarela dalam dirinya, sehingga menjadi asing  dalam padanganya sendiri.

Mengenai permasalahan ini  dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bangkalan melakukan suatu upaya, yaki mengadakan "Lesehan Literasi"  yang di hadiri oleh  Divisi miskin kota dan pemburuhan LBH surabaya, Kakanda Habibus Solihin, S,H dan Kakanda Dr, Safi',S,H.,M,H, salah satu dosen Univesitas Trunojoyo Madura beliau juga KAHMI HmI Cab Bangkalan, acara itu dilenggarakan pada senin 02 /Maret / 2020 di Kantor Balai Penyuluhan Kamal. 

Himpunan Mahasiwa Islam atau yang disingkat HMI, ujarnya pada kajian itu, harus selalu hadir dalam memberikan solusi baru yang berpihak terhadap rakyat, HMI harus menjadi garda terdepan untuk menyadarkan kembali kepekaan mahasiswa dalam membela keummatan dan kebangsaan, seperti halnya yang termaktub dalam Pasal 4 AD HMI  tentang tujuan HMI, yakni "terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT.".  Kepekaan inilah yang harus tetap dijaga mengenai visi keummatan dan kebangsaan.

Kader HMI harus seperti burung pipit dalam cerita Nabi Ibrahim a.s. saat dibakar oleh Raja Namrud,  walupun ia tahu bahwa air yang dibawa dengan paruhnya  tidak akan bisa memadamkan api yang membakar Nabi Ibrohim a.s., tetapi burung pipit itu ingin menujujukan keberpihakannya kepada Nabi Ibrohim a.s. di hadapan Allah SWT. Ke-berpihakan seperti inilah yang harus terus menerus dilakkukan oleh kader-kader HMI. Karena semangat juang kader HMI yang berlandaskan iman dan ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terus menerus untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman dalam tatanan keumatan dan kebangsaan merupakan wujud proses pengabdian dan penghambaan diri kader HMIyang harus di pertahankan. Dengan itu, HMI akan kembali pada poros atau khittoh garis perjuanganya.

Sabtu, 15 Februari 2020

BERITA : Gelar Diskusi Umum Terkait Organisasi Kepemudaan, HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM Dapatkan Respon Positif


Dsikusi Umum HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM, dalam Milad HMI ke 73 

BANGKALAN - Masih dalam suasana milad Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-73, HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM adakan acara diskusi umum yang bertempat di Hompimpa Cafe pada hari Jum'at (14/02/2020).

Acara diskusi yang mengusung tema "Tantangan Organisasi Kepemudaan di Era Post Truth" ini mengundang respon positif dari masyarakat sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura, khususnya para akademisi, mahasiswa, dan berbagai kalangan organisasi mahasiswa ekstra kampus lainnya. 

Agenda ini turut dihadiri oleh almuni HMI sekaligus dosen Fakultas Hukum UTM, yakni  Kakanda Dr. Safi, S.H., M.H. yang sekaligus menjadi pemateri dalam acara diskusi tersebut. Tidak ketinggalan juga, beberapa kader dari organisasi mahasiswa ekstra kampus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Hukum UTM Cabang Bangkalan dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Bangkalan Komisariat Al Ahkam turut bertarsipisasi dalam acara diskusi ini. 

Diskusi tersebut diawali dengan membahas seputar era post thruth. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwasanya era post trhuth merupakan era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, dengan memanfaatkan teknologi canggih pada saat ini tentunya. Hal ini sering terjadi dan dimanfaatkan untuk urusan politik. Maka dari itu, pokok diskusi kali ini lebih kepada bagiamana peran organisasi kepemudaan khususnya mahasiswa dalam menghadapi era post thruth ini. 

Kakanda Dr. Safi, S.H., M.H. berpesan, "Saat ini organisasi kepemudaan khususnya mahasiswa, memang harus mengambil peran penting dalam menghadapi era post thruth seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini. Sebagai kaum intelektual, bijaklah dalam menggunakan teknologi. Kedepankan akal sehat, perbanyak literasi dan riset. sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas nantinya". Beliau juga berharap, organisasi-organisasi kepemudaan khsususnya yang ada di sekitar Universitas Trunojoyo Madura ini, sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sudahi segala hal ketegangan antar organisasi. Sudah saatnya organisasi-organisasi kepemudaan ini bahu-membahu dalam menjawab berbagai tantangan di era post thruth ini. 

Peserta Diskusi Umum HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM

Acara diskusi umum yang diadakan oleh HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM ini dsambut positif oleh kader-kader organisasi kemahasiswaan lainnya. Ketua Umum GMNI Komisariat Hukum UTM Cabang Bangkalan, Bung Rohman Ali Putra menuturkan, "Kami mengapresiasi acara diskusi yang diadakan oleh kawan-kawan HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM ini. Hal seperti ini sangat bagus untuk diadakan di kalangan mahasiswa. Menjadi suatu kehormatan bagi teman-teman GMNI bisa bergabung dalam agenda diskusi kali ini". Bung Rohman juga berharap kepada seluruh organisasi kemahasiswaan yang ada di Indonesia khususnya di daerah Universitas Trunojoyo Madura (UTM), untuk melakukan konsolidasi teoritis dan konsolidasi praktis antar organisasi kemahasiswaan dalam menjawab tantangan di era post thruth ini. 

Senada dengan Bung Rohman, ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Al Ahkam UTM Cabang Bangkalan, Immawan M. Akbar Hidayatullah menuturkan, "Diskusi ini cukup baik. Diskusi ini juga dapat mengurangi citra buruk antar organisasi kemahasiswaan yang saat ini cenderung elitis, birokratis dan normatif. Pasalnya, di era post thruth ini, antar organisasi kemahasiswaan sering bersitegang demi kepentingan-kepentingan kelompok masing-masing." Hal yang demikian ini bukan justru memperbaiki keadaan yang terjadi, malah semakin memperparah keadaan. Immawan Akbar juga berpesan, bahwa sudah saatnya organisasi kemahasiswaan mengesampingkan egosentris golongan dan mari berlomba-lomba dalam kebaikan. (14/02/2020)

Agenda diskusi ini berjalan dengan lancar. Banyak pelajaran baru yang didapat oleh peserta diskusi yang hadir dalam acara  tersebut. Semoga saja, hal ini nantinya dapat memberikan penyadaran dan  peran secara nyata bagi organisasi-organisasi kepemudaan dalam menjawab berbagai tantangan di era post thruth ini. (ir)



Minggu, 09 Februari 2020

BERITA : HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM Lakukan Penggalangan Dana Untuk Korban Bencana Banjir di Bondowoso & Situbondo

Kader-kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM

BANGKALAN-Kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM menggelar penggalangan dana di sekitar alun-alun Kabupaten Bangkalan pada hari Sabtu (8/2/2020).

Kegiatan penggalangan dana ini merupakan rentetan agenda dalam menyambut milad HMI ke-73 yang dilakukan oleh kader-kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM. Penggalangan dana ini nantinya diharapkan dapat membantu korban bencana banjir yang terjadi di daerah Situbondo dan Bondowoso kemarin (29/1/2020).

Penggalangan dana dilakukan di berbagai lokasi di daerah Kabupaten Bangkalan. Mulai dari alun-alun Kabupaten Bangkalan dan berbagai lampu merah di sekitarnya. Penggalangan dana dilakukan selama dua hari. Terakhir penggalangan dana ini dilakukan di sekitar kawasan kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM saat melakukan penggalangan dana

Gema Siam Ramadhan, salah satu kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM menuturkan, "Penggalangan dana alhamdulillah berjalan baik walau sempat tertunda karena cuaca tiba-tiba hujan. Namun selebihnya berjalan lancar."

Terungkap fakta bahwa dana yang berhasil dikumpulkan oleh kader-kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM untuk korban bencana banjir di Situbondo dan Bondowoso terkumpul sebanyak Rp. 3.214.000,00-(Tiga Juta Dua Ratus Empat Belas Ribu Rupiah). Dana tersebut nantinya akan disalurkan secepatnya dan dipastikan benar-benar terealisasi untuk korban bencana banjir di Situbondo dan Bondowoso.

"Penggalangan dana ini merupakan salah satu bentuk kecil usaha kawan-kawan untuk membantu korban-korban banjir di Situbondo dan Bondowoso. Harapannya, HMI bukan hanya sebatas Himpunan Mahasiswa Islam, namun juga menjadi Harapan Masyarakat Indonesia. Semoga apa yang telah kawan-kawan lakukan bisa berguna bagi sesama dan semata-mata hanya untuk meraih ridho Allah Swt." Tutur Imam Fanani selaku penanggung jawab kegiatan penggalangan dana tersebut.(9/2/2020)

Organisasi mahasiswa islam tertua di Indonesia ini tentunya harus memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat Indonesia pula. Sudah 73 Tahun lamanya HMI berkiprah. Banyak kontribusi-kontribusi yang dilakukan untuk masyarakat dan bangsa ini. Semoga semangat ke-ummat-an dan ke-bangsa-an  kawan-kawan HMI di seluruh Indonesia tidak tergerus oleh zaman.(ir/mam)

OPINI : Kecerdasan atau Etika


KECERDASAN ATAU ETIKA
Oleh: Kakanda Fatur Rachmad

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala telah mewahyukan islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifah dimuka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata – mata kehadiratnya.” 

Kalimat dia atas merupakan paragraf pertama dari muqaddimah Anggaran Dasar Himpunan mahasiswa Islam. Di dalam kalimat tersebut dengan jelas di katakan bahwa islam diturunkan bukan hanya sekedar agama yang dijadikan bahan pemujaan semata kepada tuhan. Islam di turunkan sebagai pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan dengan sesama manusia, dengan alam, serta dengan tuhannya sendiri. Manusia yang katanya sebagai khalifah di muka bumi seharusnya menciptakan sebuah kenyamanan kedamaian serta ketentraman di atas bumi ini, namun pada faktanya islam ada pada saat ini kenapa tidak sedikitpun mencipkatan hal – hal itu ? islamkah yang salah atau memang kita yang belum islam ? tapi, kan KTP kita Islam ?

Pertanyaan seperti hal itu semakin sering terdengar akhir – akhir ini, kenapa semakin banyak orang di KTP islam tapi kedamaian semakin hilang di muka bumi ini ? hal tersebut menjadi pertanyaan yang sangat pantas di tanyakan pada umat islam sendiri. Seharusnya semakin banyak umat islam maka harus semakin banyak pula tercipta kedamain.

Melihat realitas seperti itu, disini penulis  ingin membahas sedikit mengenai salah satu faktor penyebab kenapa islam seolah – olah tidak hadir sebagai penentram dimuka bumi ini. Faktor yang akan di bahas adalah bagaimana ETIKA yang dimiliki manusia ? Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi yang menyatakan dirinya sebagai penganut asas ISLAM haruslah menjadi pelopor adanya etika yang seharusnya dicerminkan oleh umat islam, namun yang muncul pertanyaan adalah apakah ETIKA yang dimiliki oleh kader HMI sekarang sudah menunjukkan keislamannya ? penulis rasa perlu dipertanyakan kembali akan hal itu pada diri tiap kader HMI.

Kader HMI yang dibina untuk mencapai 5 kualitas insan cita yaitu insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang bernafaskan islam dan kelima kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Bagi kader HMI kualitas Insan Akademis sudah tidak dipertanyakan kembali sepertinya, melihat segudang prestasi – prestasi yang telah dicapai oleh kader HMI. Namun realitas terjadi sekarang adalah kader HMI haya terpaku pada tujuan pertama tersebut hingga lupa 4 kualitas insan cita yang lain di abaikan bahkan mungkin terlupakan.

Semakin tinggi katanya kualitas akademis kader HMI ternyata tidak diikuti oleh semakin tingginya kualitas ETIKA yang mereka miliki. Bahkan kualitas akademis katanya yang dimiliki hanya dijadikan ajang saling jatuh menjatuhkan sesama kader. Tidak hanya itu, kualitas yang dimiliki juga dijadikan sebagai ajang menyombongkan diri terhadap senior yang sejatinya adalah kakaknya sendiri. Sikap santun sebagai perwujudan dari etika yang baik semakin menghilang dengan adanya kader – kader yang merasa tingkat akademis lebih tinggi katanya. Senior atau Kakanda biasanya kader menyebut sudah tidak terdapat batasan dalam berprilaku sehari – hari. Mulai dari perkataan hingga perbuatan yang dilakukan kader HMI saat ini sudah tidak mencerminkan sebagai kader organisasi yang berasaskan islam katanya.

Contoh selanjutnya adalah ketidak pedulian kader terhadap berjalannya roda organisasi HMI, ketika ada beberapa agenda yang telah di siapkan oleh senior – senior mereka yang di tunjuk dalam kepengurusan tidak pernah ada upaya dari kader – kader bahkan pengurusnya sekalipun untuk setidaknya membantu mensukseskan agenda yang telah sekuat tenaga fikiran dan kepentingan lain yang ditinggalkan oleh mereka yang peduli pada HMI. Bahkan dihubungi oleh kakandanya secara pribadipun pura – pura tidak membaca karena takut di ajak untuk berproses. Hanya karena faktor kader yang sudah merasa tingkat akademisnya lebih tinggi katanya dari yang lain. Mungkin memang ada kesalahan dari mereka yang merasa senior yang tidak pernah memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara beretika sehingga kebiasaan yang tidak baik seperti hal itu semakin turun – temurun terjadi.

ETIKA merupakan modal paling utama bagi manusia berkehidupan di dalam masyarakat. Orang cerdas namun tidak beretika hanya akan menjadi perusak dalam sebuah tatanan sosial. Karena kecerdasan yang dimiliki hanya dibuat untuk mengejar ketenaran meski harus menjatuhkan saudara sendiri. Penanaman serta kesadaran individu setiap kader terhadap bagaimana cara beretika yang baik haruslah segera dilakukan, mengingat keberlangsungan oraganisasi HMI tanpa dibarengi dengan adanya etika disana hanya akan membuat secara perlahan organisasi HMI akan hancur tak tersisa. Sebagai kader HMI harus sling merasa mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan mengembangkan ETIKA yang kita miliki baik pribadi maupun secara organisasi sehingga tujuan didirikannya HMI oleh Kakanda Lafran Pane dapat kita capai bersama – sama dan maksimal. Jangan pernah menyalahkan HMI ketika kita tidak beretika dan berkembang, akan tetapi tanyakanlah pada diri kita sendiri, selama ini kita Ber-Islam atau hanya Ikut saja Islam ?, selama ini kita Ber-HMI atau hanya Ikut saja HMI ?

Rabu, 05 Februari 2020

BERITA: Sambut Milad HMI ke-73, Kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM Gelar Tasyakuran dan Mengaji Bersama



BANGKALAN - Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM menggelar tasyakuran dan mengaji bersama di sekretariat HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM, Rabu (5/2/2020). 

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati usia organisasi mahassiwa HMI yang sudah mencapai umur 73 tahun. Sudah setengah abad lamanya organisasi ke-mahasiswa-an ini berkiprah dan banyak menyumbangkan kontribusi kepada bangsa ini.

Kegiatan tersebut diawali dengan mengenang sejarah perjalanan HMI  Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM dari masa ke masa, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mengaji dan berdo'a bersama. Suasana haru dan gembira bercampur dalam kegiatan tersebut.

M. Sulthan Fuadi selaku ketua umum HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM memaparkan,"Kegiatan seperti ini adalah suatu bentuk implementasi kader HMI yang sudah seharusnya dilakukan. Agar semangat ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an kader HMI tidak tergerus oleh zaman. Mengingat usia HMI sudah lebih dari setengah abad".

Sulthan juga memberikan pesan kepada para kader-kadernya yang menghadiri kegiatan tersebut untuk terus tetap semangat dan istiqomah dalam membumikan nilai-nilai ke-HMI-an yang selama ini didalami. Tidak dapat dipungkiri, memang saat ini eksistensi HMI mulai mengalami kemerosotan. Namun di balik itu semua, harapan bahwa HMI sebagai organisasi mahasiswa islam tertua di Indonesia untuk terus memberikan kontribusinya bagi bangsa ini masih ada.

Tidak berhenti di sini, rencananya akan ada agenda lanjutan untuk milad HMI ke-73 tahun yang akan dilakukan oleh kader-kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat Hukum UTM, seperti bakti sosial, diskusi ilmiah, dan aksi solidaritas. Hal ini dilakukan, supaya milad HMI ke-73 ini tidak hanya menjadi terkesan suatu acara seremonial saja. (ir/mam)