Cari Blog Ini

ARSIP

Rabu, 04 Maret 2020

OPINI: Kembalikan HMI pada Khittoh Perjuangannya

Kembalikan HMI pada Khittoh Perjuangannya
Oleh: Kakanda Toriqi

Permasalahan yang begitu rumit dan dangkal yang terjadi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti ke-tidak berpihak-an penguasa kepada rakyat, demokrasi dikebiri, hukum oleh penguasa  dijadikan  alat sebagai  penindasan kaum lemah, RUU Cipta Lapangan Kerja Omnibus Law yang saat ini menggencarkan publik. 

Semuanya adalah isu-isu menarik untuk dibahas oleh kalangan mahasiswa,  Namun seiring dengan  berhasilnya para penguasa dalam membungkam suara mahasiswa  dengan kegiatan-kegiatan formalitas hingga membuat para mahasiswa mati dan tidak tertarik untuk membahasnya, mereka  mulai kehilangan arah karena terjebak dalam teori dogmatis yang sering dipaparkan dalam  kelas perkuliahan, mereka tertindas oleh pandangan fanatisme yang merajarela dalam dirinya, sehingga menjadi asing  dalam padanganya sendiri.

Mengenai permasalahan ini  dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bangkalan melakukan suatu upaya, yaki mengadakan "Lesehan Literasi"  yang di hadiri oleh  Divisi miskin kota dan pemburuhan LBH surabaya, Kakanda Habibus Solihin, S,H dan Kakanda Dr, Safi',S,H.,M,H, salah satu dosen Univesitas Trunojoyo Madura beliau juga KAHMI HmI Cab Bangkalan, acara itu dilenggarakan pada senin 02 /Maret / 2020 di Kantor Balai Penyuluhan Kamal. 

Himpunan Mahasiwa Islam atau yang disingkat HMI, ujarnya pada kajian itu, harus selalu hadir dalam memberikan solusi baru yang berpihak terhadap rakyat, HMI harus menjadi garda terdepan untuk menyadarkan kembali kepekaan mahasiswa dalam membela keummatan dan kebangsaan, seperti halnya yang termaktub dalam Pasal 4 AD HMI  tentang tujuan HMI, yakni "terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT.".  Kepekaan inilah yang harus tetap dijaga mengenai visi keummatan dan kebangsaan.

Kader HMI harus seperti burung pipit dalam cerita Nabi Ibrahim a.s. saat dibakar oleh Raja Namrud,  walupun ia tahu bahwa air yang dibawa dengan paruhnya  tidak akan bisa memadamkan api yang membakar Nabi Ibrohim a.s., tetapi burung pipit itu ingin menujujukan keberpihakannya kepada Nabi Ibrohim a.s. di hadapan Allah SWT. Ke-berpihakan seperti inilah yang harus terus menerus dilakkukan oleh kader-kader HMI. Karena semangat juang kader HMI yang berlandaskan iman dan ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terus menerus untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman dalam tatanan keumatan dan kebangsaan merupakan wujud proses pengabdian dan penghambaan diri kader HMIyang harus di pertahankan. Dengan itu, HMI akan kembali pada poros atau khittoh garis perjuanganya.

2 komentar:

  1. Muaannntap, masukan untuk artikel selanjutnya lebih di eksplor lagi pembahasannya. Masih bisa dikulik lebih jauh itu. Yakusa.

    BalasHapus